Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

resensi buku: merasa pintar, bodoh saja tak punya: cak dhalom dan sarung yang mematikan diri

Book Review


judul merasa pintar, bodoh saja tak punya. kisah sufi dari madura

penulis rusdi matthari; penyunting;prima s wardhani

Tata letak; azka maulana

Illustrator sampul : M. Marzuki

Penata sampul : M saddam hussein

Tebal : 226 halaman;

penerbit : buku mojok

Cetakan pertama september 2016 - cetakan kesebelas september- 2020


Resensi Buku - Di sudut kanan bawah, halaman belakang buku ini tertera tanda 18+ sebuah penanda buku ini dilarang untuk dilihat atau digunakan orang di bawah 18 tahun.

Dan saya langsung tak setuju. Umur tak bisa dijadikan meteran kedewasaan. Ada anak kecil berusia 48 tahun, ada orang tua berusia 16 tahun, dewasa relatif. Atau sebuah pertemuan pahit dengan diri sendiri gm.

Jadi bila seorang anak berusia 16 tahun misalnya sudah mengalami pertemuan yang pahit atau kekeringan batin. Maka buku ini layak ia baca.

Buku ini menurut saya untuk siapa pun yang batinnya kering. Seperti kuali besar berisi air mendidih yang lupa dimatikan apinya. Sebuah buku yang mewah dalam kesederhanaan ceritanya.


Berlatar di madura, bercerita mengenai kehidupan sehari-hari, tokoh utamanya cak dhalom, seorang duda tua yang kesepian, nyeleneh, dan tinggal di kandang kambing milik pak lurah.

sering mengajak ngobrol tetangganya perihal substansi ibadah, hingga masuk ke pembahasan ma’arifat.

membuat mat piti dan banyak tokoh lainnya terpaksa memikirkan ulang persoalan praktek ibadah dan pemahaman mereka mengenai agama.

Obrolan santai, serius, dalam dan dibalut humor merupakan paket lengkap dalam cerita yang sayang untuk anda lewatkan.

Tak heran serial ini dibaca 600 ribu kali di web mojok.co sebelum diterbitkan. Buku ini dibagi atas dua bagian ramadhan pertama dan ramadhan kedua.

Setiap bagian cerita memiliki bobot nilainya masing-masing. Anda oleh cak dhalom dan mat piti, akan diajak untuk membongkar ulang tata tertib pengetahuan mengenai ibadah, ikhlas, syahadat, puasa, nafsu, sedekah. 

Dengan cara aneh dan humor yang bergizi.

Baca juga : Resensi Buku Gie dan surat-surat yang tersembunyi


Pada bagian kedua cerita tetap santai, namun terlampau serius dalam pembahasan. Saya sarankan agar anda membaca dengan seksama pada bagian ini. 

Jika tidak, maka resiko banyak makna akan berlalu begitu saja. Seperti kayu yang mengapung. Tak berarti, tak berguna.

sekian resensi buku kali ini. sampai jumpa di resensi buku terbaru lainnya.
bara aksara
bara aksara saya hanyalah seorang kadang-kadang. kadang menulis. kadang membaca. kadang-kadang resah. baraaksara.my.id

Post a Comment for "resensi buku: merasa pintar, bodoh saja tak punya: cak dhalom dan sarung yang mematikan diri"